Summer of Sammy

Perintah Serangan Nuklir oleh Trump ke Iran Picu Perpecahan Tajam antara Partai Republik dan Demokrat di Kongre

 

 

 

Keputusan Sepihak yang Mengundang Kontroversi

 

Presiden Amerika Serikat Donald Trump memerintahkan serangan udara terhadap tiga fasilitas nuklir Iran—Fordow, Natanz, dan Isfahan—menggunakan bom penghancur bunker dan rudal jelajah. Namun, langkah ini dilakukan tanpa persetujuan penuh dari Kongres, dan hanya pimpinan Partai Republik yang diberi tahu sebelumnya. Petinggi Partai Demokrat baru mengetahui serangan tersebut setelah bom dijatuhkan.

 

 

 

Reaksi Partai Republik: Dukungan Penuh

 

Mayoritas anggota Partai Republik di Kongres menyatakan dukungan terhadap keputusan Trump. Ketua DPR Mike Johnson dan Pemimpin Mayoritas Senat John Thune menyebut serangan itu sebagai tindakan yang diperlukan dan terarah. Mereka menilai bahwa presiden bertindak cepat demi mencegah ancaman yang lebih besar, dan menyebut langkah ini sejalan dengan tradisi aksi militer sebelumnya.

 

 

 

Kritik dari Partai Demokrat: Langgar Prosedur dan Bahayakan Stabilitas

 

Sebaliknya, Partai Demokrat mengecam keras tindakan Trump. Mereka menilai serangan ini dilakukan tanpa otorisasi Kongres dan berisiko menyeret Amerika ke dalam konflik yang lebih luas. Senator Mark Warner dan anggota Komite Intelijen DPR Jim Himes menyatakan bahwa mereka tidak diberi informasi sebelumnya, dan menuntut adanya pengarahan rahasia serta pembahasan ulang soal kewenangan perang presiden.